Balikpapan | Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Balikpapan Yaser Arafat Syahril SHI, MBA menanggapi positif terkait pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Yaser menjelaskan, asosiasi yang menaungi pengusaha maupun kontraktor di Kota Balikpapan ini sudah siap ikut berpartisipasi dalam proyek pembangunan IKN Nusantara.
“Baik secara kualitatif maupun kuantitatif, karena sudah berpengalaman menangani proyek besar seperti RDMP Pertamina, pembangunan jalan provinsi maupun jembatan,” ucapnya saat ditemui pada Minggu (5/6/2022).
Selanjutnya, Kadin Kota Balikpapan memiliki anggota 700 perusahaan lokal, namun yang saat ini aktif sekitar 400 perusahaan, pada kesempatan ini, Yaser menyoroti soal tenaga kerja siap pakai, memiliki sertifikasi mumpuni dan siap ikut pelelangan jika proyek pembangunan IKN akan dimulai.
Namun pihaknya tidak berminat bermitra atau menjadi sub kontraktor dengan perusahaan BUMN. Alasannya, berdasarkan pengalaman kerjasama, penagihan untuk pembayaran biaya proyek berdasarkan kualifikasi dan termin sangat lama, bahkan berbulan-bulan tidak cair.
“Dampaknya merugikan para pengusaha di Balikpapan. Hal ini juga berpotensi untuk terjadi konflik antara pengusaha lokal dan BUMN,” Pungkas Yaser.
Kota Balikpapan sendiri dinilai merupakan daerah strategis yang akan mendapatkan multiplayer efek paling banyak dengan kehadiran IKN, termasuk dari segi ekonomi.
Apalagi informasinya akan ada sekitar 100 ribu tenaga kerja yang akan bekerja di proyek pembangunan di IKN, namun lagi-lagi informasi tenaga kerja sekitar 100 ribu tersebut belum disertai kriteria keahlian dan prosentase tenaga kerja yang kemungkinan include dari proyek dengan tenaga kerja lokal.
Menurut Yaser, ada kekhawatiran dari masyarakat lokal terutama level bawah bahwa mereka tidak tertampung, sehingga hal ini bisa menimbulkan gesekan antara tenaga kerja dari luar dan tenaga kerja lokal.
Menghindari hal tersebut perlunya keterbukaan informasi terkait 100 ribu tenaga kerja untuk pembangunan IKN dilengkapi kriteria keahlian dan kepastian jumlah tenaga kerja lokal yang akan dlibatkan, peluang bisnis apa yang terbuka bagi pelaku usaha di Balikpapan dengan hadirnya IKN di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
Yaser mengatakan, jika melihat dari sisi demografis, hunian merupakan hal paling diperlukan, setidaknya 256 ribu hektare lahan perlu disiapkan untuk mengantisipasi perpindahan penduduk/migrasi di tahap awal hingga 2024.
Selain itu Kota Balikpapan juga perlu menyiapkan properti dan perumahan bagi para pendatang yang hadir, utamanya bagi aparatur sipil Negara (ASN).
Meskipun pembangunan di IKN belum berjalan, namun akan banyak kantor-kantor pusat di Kota Balikpapan, termasuk pekerja kontraktor dan instansi-instansi terkait, mereka pasti akan mencari hunian bagi keluarganya di wilayah kota Balikpapan dan nantinya Balikpapan akan menjadi penyangga dan akses terdekat menuju pusat IKN terlebih dengan kehadiran Jembatan Pulau Balang.
Selain permintaan hunian, bertambahnya jumlah penduduk juga akan berpengaruh kepada kebutuhan ekonomi yang juga akan meningkatkan ekonomi bagi para pengusaha di Kota Balikpapan.
Berkaitan dengan wacana Badan Otorita IKN Nusantara berkantor di Kota Balikpapan, Yaser menilai Balikpapan berhak mendapatkan keuntungan karena akan mendapatkan informasi langsung untuk perkembangan pembangunan, potensi maupun peluang pekerjaan di IKN.
Untuk menyukseskan pembangunan IKN, diperlukan sinergitas dan komitmen jelas antara Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Otorita IKN Nusantara dengan asosiasi pengusaha lokal agar pembangunan di IKN tetap berdiri sesuai rencana, hal ini tentu menjadi pekerjaan kita bersama. (Hrmn/Ba)