BALIKPAPAN | Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) memasuki masa konstruksi. Keseriusan Pemerintah pusat untuk memindahkan Ibu Kota Negara pun mulai terlihat dengan mulai dibangunnya beberapa fasilitas. Teranyar, akses jalan tol juga mulai tersambung dan dikerjakan.
Lalu, bagaimanakah kesiapan lain, seperti fasilitas/pelayanan kesehatan untuk menunjang pembangunan ibu kota baru tersebut.
Ya, berkaitan kesiapan daya dukung Rumah Sakit menyambut IKN Nusantara, hal itu menjadi perhatian serius bagi Direktur Rumah Sakit Balikpapan Baru, dr. Listyono Wahid Rhomadani. Menurutnya, kehadiran IKN adalah energi positif dan sangat berpengaruh terhadap industri bisnis rumah sakit.
“Sehingga kesimpulan dari pandangan saya terhadap IKN sangat setuju, sangat senang dan menyambut dengan baik terhadap proses pemindahan IKN dari Jakarta ke pulau Kalimantan,” kata dr. Listyono Wahid Rhomadani, Kamis (19/1/2023).
Listyono menilai, sebagai pintu gerbang IKN, membuat aktifitas di kota Balikpapan pun jelas ikut meningkat. Informasi yang diterima, kata dia, akan terjadi pertumbuhan perpindahan penduduk dari luar daerah ke pulau Kalimantan.
Dia mengaku, dampak itu sudah terasa, di mana terjadinya peningkatan jumlah pasien di Rumah Sakit Balikpapan Baru sebelum dan sesudah adanya IKN.
Dijelaskannya, terjadinya peningkatan itu cukup signifikan, hanya saja kemarin pada saat memasuki fase pandemi di tahun 2020 hingga 2022, kemudian kembali stabil pada bulan Desember tahun lalu karena ada pencabutan penerapan (memasuki era endemi) oleh Presiden Jokowi.
“Jadi peningkatannya itu kita gambarkan dengan adanya Bed Occupancy Rate (BOR) di Rumah Sakit Balikpapan Baru itu terjadi peningkatan rata-rata antara 15 sampai 20% sejak sebelum adanya isu IKN hingga adanya IKN,” ajarnya.
Menyambut IKN Nusantara, lanjut Listyono, Rumah Sakit Balikpapan Baru banyak melakukan perubahan. Paling signifikan dalam jangka pendek adalah meningkatkan kapasitas pasien rawat jalan, dan pada jangka panjangnya sedang persiapan untuk meningkatkan kapasitas pasien rawat inap. Itu semua demi untuk memenuhi kebutuhan atas permintaan, karena banyaknya masyarakat yang saat ini hadir di Balikpapan membutuhkan layanan kesehatan.
“Sehingga Rumah Sakit mau tidak mau meningkatkan kapasitasnya,” tegasnya.
Dia menyampaikan, dengan adanya Undang-undang perpindahan IKN, maka siap tidak siap pelayanan kesehatan harus ikut siaga.
Secara keseluruhan Rumah Sakit di Balikpapan sedang berbenah. Tidak hanya Rumah Sakit Balikpapan Baru saja tapi lainnya seperti, Kanudjoso sebagai pusat rujukan, RSUD Beriman sebagai pelayanan kota, Bhayangkara dan Hermina semua ikut berbenah dan sedang mempersiapkan menyambut hadirnya IKN di Pulau Kalimantan.
“Seperti halnya segmen industri yang lainnya tidak hanya industri kesehatan, upaya yang dilakukan pasti mulai dari analisis kemudian kita lakukan perubahan-perubahan dari sisi fisik, kemudian dari sisi non fisik entah itu pelayanan standar prosedur, kemudian kualifikasi-kualifikasi SDM semua di lakukan evaluasi dan upaya-upaya perubahan dan itu semua sudah dilakukan di Rumah Sakit Balikpapan Baru,” paparnya.
Meski begitu, walau berdampak postif pada peningkatan pasien, tantangannya ialah akan terjadi pula peningkatan variasi kasus dikarenakan jumlah masyarakat yang ada semakin banyak dan beragam.
“Peningkatan itu jelas kemudian kami jauh lebih belajar,” ucapnya.
Ia menambahkan, adapun langkah-langkah strategis yang saat ini disiapkan pihaknya untuk sektor industri kesehatan terutama Rumah Sakit yakni harus menyediakan jumlah tempat tidur jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya, karena pasien dan masyarakat yang akan dilayani jauh lebih besar.
Kemudian meningkatkan fasilitas terutama seperti ruang operasi lalu unit-unit penunjang lain untuk critical care seperti ICU, itu juga harus ditingkatkan mengikuti Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) yang juga harus disiapkan.
“Kemudian juga meningkatkan kapasitas rawat jalan dikarenakan pasti akan tingginya permintaan dari pasien. Jadi langkah-langkah strategi yang dilakukan adalah satu persiapan fasilitas, kedua persiapan SDM dan ketiga persiapan peralatan itu wajib dan mutlak untuk dilakukan,” pungkasnya (BA/Hrmn)