Hal tersebut disampaikan Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid saat memberikan sambutan pada acara penyerahan bantuan sembako oleh PT Air Minum Giri Menang (AMGM) kepada masyarakat yang berada di sekitar sumber mata air dan saluran pipa PT AMGM, di Bencingah Agung Kantor Bupati Lobar, Jumat (15/5/2020) lalu.
Dikatakan bupati, ketika pemerintah daerah atau lembaga apa saja yang berbuat baik, maka pasti akan dianggap baik apalagi rutin dilakukan. Namun, sekali saja tidak dilakukan dengan alasan tertentu yang mungkin juga masuk akal, justru mendapat cibiran dan cemoohan, lebih-lebih menyangkut sumbangan.
“Orang yang rutin melakukan kebaikan dan sekali tidak, malah dikecam. Ini sebenarnya merupakan instrospeksi diri. Dan hal semacam ini kerap yang menjadi korbannya adalah pemerintah,” kata bupati.
Bupati memberi contoh, di Lombok Barat ada Guru Tidak Tetap (GTT) dengan honor rata-rata Rp 500 ribu perbulan. Ketika Pemda Lombok Barat telat membayar maka diasumsikan yang tidak-tidak, misalnya dianggap tidak peduli. Padahal boleh jadi pembayaran yang telat karena masih ada prosedur yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Menurut Bupati Fauzan, zaman sekarang ini, kebenaran kadang disalahtafsirkan dan bahkan dibalik kebenaran itu menjadi sesuatu yang tidak benar. Sebaliknya yang salah dianggap benar terutama sekali lantaran perkembangan informasi dan teknologi khususnya melalui media sosial.
“Kita sering menggeneralisir, melihat satu kejelekan lalu menggenelarisirnya menjadi semua kejelakan, tapi sebaliknya ketika kita melihat banyak kebaikan kemudian satu saja ada yang jelek, kebaikan itu kita generalisir menjadi tidak ada. Ini sengaja saya sampaikan agar kita bersama-sama melakukan introspeksi. Mari nilai-nilai yng baik kita sebarkan di masyarakat,” ajaknya.
Menyinggung terkait penyerahan sembako oleh Dirut PT AMGM, HL Ahmad Zaini, Pemda Lobar menyampaikan terima kasih atas inisiasi manajemen AMGM yang telah memberi sembako bagi masyarakat yang berasal dari sumber air PDAM termasuk jalur perpipaan yang dilewati PDAM. Pemberian ini akan sangat bermanfaat karena saat ini masyarakat begitu terpuruk akibat Covid-19 ini. Ekonomi, katanya, hampir tidak bergerak kecuali pertanian. Pariwisata yang menjadi andalan pendapatan daerah pun saat ini hampir mati.
“Adanya berbagai bantuan dari lembaga-lembaga atau pihak-pihak yang memberikan bantuan kepada masyarakat saat ini dari berbagai sumber terkadang sering ada gejolak, terkait pendataan penerima. Kita akui data kita masih belum beres. Yang menyebabkan ada gejolak biasanya karena pendistribusiannya tak sama waktunya dari berbagai sumber tersebut. Ada warga yang tidak terdata di JPS Mantap Lobar, bIsa jadi warga bersangkutan mendapatkan JPS dari sumber lain seperti JPS Provinsi, BLT Desa dan lainnya. Kita hindari penerima yang mendapatkan double sumbangan. Karena kita tak membolehkan warga mendapat sumbangan ganda,” tegas bupati.
Fauzan Khalid juga menjelaskan, diperlukan kerja ekstra untuk memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat. Masyarakat sulit menerima karena bahasa komunikasi yang digunakan kerap tidak nyambung atau karena sebab ketidakaksaraan warga itu sendiri.
“Karena itu perlu kerja sama yang baik dan saling memahami satu dengan lainnya,” ujarnya.
Bupati lantas mengajak masyarakat melalui pemerintah kecamatan dan pemerintah desa agar bekerja sama agar wabah Covid-19 cepat selesai. Covid-19, lanjutnya, tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja. Covid ini bisa selesai hanya dengan partisipasi dan kesadaran masyarakat karena sumber penularannya ada di masyarakat.
“Kalau bahasa pasarannya itu ini merupakan penyakit kumpul-kumpul, penyakit kerumunan. Di mana orang banyak dan sering berkumpul di sanalah kemungkinan penularan paling tinggi. Mari kita ajak masyarakat kita untuk sementara ini menghindari kerumunan. Kalaupun kumpul-kumpul hendaknya tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 ini,” ajaknya.
Menurutnya, seseorang tidak pernah tahu pasti dirinya terjangkit Covid-19. Jika penyakit lain bisa dikenali dan bisa dihindari, namun Corona tak bisa dilihat.
“Kami harapkan para Kades di masing-masing Desa bisa mengajak masyarakat untuk menghindari sebaran Covid-19 ini,” harapnya.
Dalam pada itu; Direktur PT AMGM HL Ahmad Zaini mengungkapkan, kegiatan berbagi menjelang hari Raya Idul Fitri sudah lebih dari empat kalinya dilakukan. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun. Pemberian paket sembako ini, jelasnya, diarahkan untuk warga masyarakat di sekitar sumber mata air dan warga yang tinggal di sekitar jalur perpipaan PDAM Giri Menang Mataram. Jumlah paket sembako yang didistribusikan sebanyak 1.861 yang tersebar di 22 desa yang ada di Kecamatan Lingsar, Narmada dan Gunungsari. 1.316 paket didistribusikan ke warga sumbe mata air dan sisanya dibagikan kepada tukang sapu, jaga malam dan tenaga penggalian saluran pipa.
“Saya berkeyakinan paket sembako ini akan tepat sasaran untuk disalurkan. Sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, paket sembako ini didistribusikan ke kantor desa. Warga yang berhak menerima akan mengambilnya langsung dari kantor desa,” tutup Zaini. (Sas)