Kontras86.com | Lampung Tengah – Oknum Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK ) Terbanggi Besar, Lampung Tengah, diduga kangkangi Pedoman Umum (Pedum) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang didistribusikan melalui pihak ketiga/suplayer.
Menurut informasi yang didapat dilapangan, banyak beberapa keterangan dari kartu penerima manfaat (KPM), terkesan ada apa? dalam mendistribusikan bantuan pangan tersebut.
Ditemui dikediamannya, nara sumber yang tidak mau dipublikasikan namanya ini menuturkan, bantuan pangan non tunai yang ada di kecamatan Terbanggi Besar, memang mekanisme itu salah besar baik pihak pendamping TKSK, suplayer, e-warung seperti ada main mata, ujar Narsum pada hari Jumat (15/05/20) lalu kepada awak media ini.
Dia juga menegaskan, selama ini yang menerima kartu penerima manfaat (KPM) saat bantuan akan turun, TKSK menghubungi ketua regu penerima untuk melakukan gesek kartu di e-warung, tetapi bantuan pangan tidak langsung dibawa melainkan menunggu hingga seminggu kemudian baru kembali mengambil ke e-warung, bebernya Narsum tersebut.
“Itu salah, seharusnya secara pedum saat kartu digesekan bantuan pangan sudah stanby di e-warung, artinya seperti ada kongkalikong antara TKSK dan suplayer,” kata Narsum.
Keterangan dari Narsum ini, dibenarkan oleh beberapa orang (narsum lainnya) yang menerima bantuan pangan non tunai (BPNT ), “kami memang selama ini setiap bantuan pangan turun kami dipanggil untuk gesek ke e-warung sudah itu menunggu seminggu baru kami ambil barangnya kata penerima bantuan pangan,” ujar salah satu Narsum lainnya.
Lanjutnya, “seminggu kemarin kami gesek nominal struk 200rts kami dapat , beras 10kilo , telor 13 biji , kentang 1 kilo , pir 1 kilo , daging sapi 1/2kilo mas , tapi kalau masalah mekanisme kami tidak tau mas kami hanya tau gesek menunggu seminggu baru datang lagi, karena selama ini memang begitu disemua kampung kecamatan Terbanggi Besar,” pungkasnya.
Diketahui, kecamatan Terbanggi Besar memiliki, 3 kelurahan dan 7 kampung yang menerima Bantuan pangan non tunai (BPNT). Hingga pemberitaan ini diturunkan, oknum TKSK dihubungi via WhatsApp terkesan bungkam. (Edy doy)