Kontras86.com | Lombok Barat – Pada perayaan hari raya idul fitri 1441 H, masyarakat Lombok Barat diimbau untuk tidak berwisata ke tempat-tempat wisata di Lombok Barat. Imbauan ini dikeluarkan untuk mencegah meluasnya penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Demikian ditegaskan Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si pada saat rapat rekayasa lalu lintas upaya pencegahan Covid-19 bersama jajaran Forkopimda setempat di ruang Jayangrane, Rabu (27/5).
“Kita semua pada momentum Idul Fitri ini agar bisa menambah semangat untuk berjuang mengeliminasi penyebaran Covid-19,” ungkap Fauzan.
Disebutkannya, rapat Forkopimda hari itu menindaklanjuti hasil rapat beberapa hari lalu yang menyepakati dilakukannya penyekatan di hulu untuk membatasi ruang gerak masyarakat untuk berwisata.
“Kita mengimbau dan sampaikan kepada masyarakat. Tidak berarti masyarakat tidak boleh berwisata, karena memang tidak memungkinkan untuk kita mengatakan tidak boleh. Karena kita di Lombok Barat tidak ada Pembatasan Sosial Berskala Besar ,” akunya.
Menurut dia, unsur-unsur Forkopimda agar semaksimal mungkin menjaga simpul-simpul yang ada untuk memastikan warga yang mau masuk di kawasan wisata di Lombok Barat bisa diminalisir. Pun, di hilir juga harus dipastikan bisa berjalan semua ketentuan protokol kesehatan Covid-19.
“Di sinilah kita berharap peran dari para camat guna mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan dengan para kepala desa. Sehingga di sisi lain penyebaran Covid-19 ini bisa kita atasi cepat,” pintanya.
Selain itu, ungkap dia, ditingkat daerah perlu dibuat tim yang akan melakukan monitoring di kawasan-kawasan wisata untuk melihat bagaimana protokol kesehatan Covid-19 itu bisa dijalankan dengan baik di masing-masing tempat wisata di Lobar.
Sementara itu, Kapolres Lombok Barat AKBP. Bagus Satriyo Wibowo menyampaikan, kegiatan pengamanan di masing-masing lokasi wisata yang menjadi wilayah kerja Polres Lobar sudah dilakukan berdasarkan perencanan yang dibuat sejak beberapa hari sebelumnya.
“Alhamdulillah apa yang kita lakukan sejak kemarin itu sudah sesuai dengan rencana yang ada, hanya saja perencanaan yang kita buat ini dengan perhitungan yang terjelek tapi tidak seperti yang kita bayangkan. Jadi, apa yang kita kira akan membludak pada pelaksanaannya tidak seperti yang kita bayangkan,” akunya.
Dalam konteks itu, lanjut AKBP Bagus Satriyo, berdasarkan pantauan yang dilakukan pihaknya ternyata masih saja ada masyarakat berkeinginan untuk berwisata.
“Rekan-rekan TNI, Pol PP dan Perhubungan kami lihat sudah cukup maksimal mem-backup dalam pengamanan tersebut,” terangnya.
Demikian pula terkait protokol kesehatan, tambahnya, harga mati bagi masyarakat mengenakan masker. Seandainya ditemukan ada masyarakat yang tidak menggunakan masker, siapa pun itu tidak akan diizinkan melintas.
“Kalau memang mereka ngotot mau melintas, kita suruh cari masker dulu baru kita izinkan,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kadis Pariwisata Lobar H. Saepul Akhkam menuturkan, prakondisi penerapan pembatasan sosial di tempat wisata sudah dilakukan dengan kegiatan preventif pada H-5 sebelum perayaan Idul Fitri.
“Kita sebarkan surat kepada 57 Desa Wisata, 18 pengelola tempat wisata, 57 Pokdarwis serta ditembuskan ke-10 camat,” tuturnya.
Dikatakannya juga, isi surat tersebut meminta tempat-tempat wisata agar ditutup.
“Secara bersamaan dan simultan kita lakulan juga terkait dengan sosialisasi. Cuma memang untuk sosialisasi tidak semua spanduk dan baliho dapat kami tempatkan di hilir atau lokasi tersebut. Contohnya baru kita pasang sudah langsung dirusak,” akunya. (Sas)