Kontras86.Com | Lombok Utara – Penjabat Sekretaris Daerah KLU Drs. H.R. Nurjati secara resmi menutup Project SEHATI. Berakhirnya program ini ditandai Deklarasi Desa STBM KLU mengusung tema “Komitmen untuk Keberlanjutan Sanitasi dan Hygiene untuk Mencapai SDG 2030 melalui Implementasi STBM 5 Pilar”, berlangsung di aula kantor Bupati Lombok Utara, Selasa (11/8) kemarin.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan Bappenas RI, perwakilan Dikes Provinsi NTB, Kepala Bappeda KLU Heryanto, SP, Program Manager YPII James Ballo, Camat dan para kepala desa se-KLU.
SEHATI adalah project 4,5 tahun kerjasama Plan International Indonesia (PII) dan Yayasan Plan International Indonesia (YPII) dengan SIMAVI disokong pembiayaan dari Kedubes Belanda (EKN) yang dipusatkan di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Dompu.
Tujuan program ini untuk meningkatkan kapasitas pemerintah melalui Pokja AMPL menyangkut tata kelola STBM serta meningkatkan cakupan rumah tangga dalam menerapkan fasilitas sanitasi yang layak secara berkelanjutan.
Drs. H.R. Nurjati menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Yayasan Plan Internasional Indonesia atas dukungan dan kerjasama dalam mengedukasi masyarakat guna mengimplementasikan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di bumi Tioq Tata Tunaq.
“Kami tidak ingin terputus hubungan dengan Plan International ini. Kami mohon bisa didukung juga terkait beberapa kegiatan yang telah disampaikan,” ujarnya.
Dalam pada itu, Program Manager YPII James Ballo menilai pencapaian STBM di KLU cukup baik. Hal itu, katanya, terlihat dari sekian banyaknya indikator penilaian capaian dengan angka yang diraih cukup tinggi, bahkan rata-rata di atas 90 persen.
“Di atas 90 persen itu biasanya kalau ngomong Key Performance Indicators (KPI) sudah warna biru, artinya sudah bagus,” ungkap James Ballo.
Melihat pencapaian itu, James kemudian mengklaim angka tersebut cukup merefleksikan pemerintah daerah KLU benar-benar mempunyai komitmen dan maksimal dalam menjalankan peran untuk menerapkan STBM.
“Tentu apresiasi yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Pemerintah KLU dan semua jajarannya. Tentunya termasuk teman-teman POKJA AMPL di level kabupaten,” imbuhnya.
Menurut James, selain mendorong project STBM dapat berjalan di Kabupaten Lombok Utara,YPII dalam programnya juga mendorong wirausaha sanitasi bisa hidup untuk mendekatkan akses masyarakat terhadap fasilitas sanitasi lebih murah.
“Sampai dengan saat ini, itu ada lebih dari 3.500 unit closed yang sudah diproduksi oleh wirausaha sanitasi. Mereka ini masyarakat kita sendiri (masyarakat Lombok Utara-red),” beber James.
Dalam situasi pandemi Covid-19 yang masih terjadi saat ini, kata James lagi, intervensi yang dilakukan sejak tahun 2016 dengan pelaksanaan Project STBM selaras dengan kebutuhan masyarakat kabupaten terbungsu di NTB tersebut.
“Terutama dalam hal pencegahan penyebaran virus corona, di antaranya pilar 2 yaitu mencuci tangan dengan sabun,” terangnya.
Rangkaian acara diakhiri dengan penyerahan sertifikat Desa STBM kepada Desa Sigar Penjalin, Sambik Elen dan Desa Mumbul Sari. Diisi pula dengan penandatanganan BAST dan Handing Over SEHATI disertai penyerahan sejumlah dokumen laporan, buku-buku serta data-data terkait project dari Plan kepada kepala Bappeda KLU kemudian ditutup dengan foto bersama. (Sas)