Kontras86.Com | Lamteng – Berawal dari informasi dan keluhan beberapa orang tua wali murid, aktifis Lembaga Investigasi Mendidik Pro Rakyat Nusantara (Lidik Pro) DPD Lampung Tengah, melakukan investigasi lapangan di SMPN 4 Way Pengubuan yang diduga adanya Pungutan Liar (Pungli) oleh Oknum Kepala Sekolah dan Komite.Pasalnya, dugaan ini mencuat karena beberapa orang tua wali murid mengeluhkan atas permintaan dana sumbangan di sekolah itu dengan dalih uang komite.
“Dari anak saya kelas 7 sampai sekarang memang komite selalu meminta sumbangan yang ditentukan nilainya dari pihak sekolah untuk pembangunan dan apalah.. saya kurang paham mas,” kata salah satu orang tua siswa di kediamannya yang enggan disebutkan namanya kepada Lidik Pro pada hari Sabtu (26/08/2020) lalu.
Lebih lanjut Dia mengatakan, l kalau mereka merasa tertekan dengan permintaan dana sumbangan itu.“Kami sebenarnya merasa tertekan mas penghasilan kami pas – pasan. Akan tetapi mau tidak mau kami ikut, belum biaya sekolah anak saya,” keluhnya.
Atas adanya informasi tersebut, Edy Doy yang merupakan Ketua DPD LSM Lidik Pro Lamteng, menemui ketua komite Berinisial AH dikediamnya untuk meminta Klarifikasi. Ironisnya, Ia pun membenarkan kabar itu.
“Benar, kami menarik sumbangan Rp. 240 ribu per siswa, ya untuk buat gapura sama taman, panggung upacara dan itu sudah dirapatkan antara komite dan wali murid,” ujar AH.
Kemudian, ditempat terpisah Kepala Sekolah SMPN 4 Way Pengubuaan MS mengaku tidak mengetahui jumlah sumbangan yang diminta komite kepada murid.
“Saya tau ada program itu, namun terkait dana saya tidak tau berapa nominal sumbangan yang diminta,” kata MS saat ditemui langsung di ruang kerjanya pada hari Rabu (02/09/2020) siang.
Sementara itu, Edy doy saat di wawancarai awak media ini, menilai kalau permintaan sumbangan terhadap wali murid merupakan hal yang keliru dan bertentangan dengan peraturan perundang – undangan PP no 75 tahun 2016.
“Jelas komite tidak bisa mengambil pungutan dalam bentuk apapun, sangat janggal, menurut saya program yang diprioritaskan komite, terus apa dasar permintaan sumbangan itu kepada wali murid, hanya gapura saja yang dibangun, taman dan panggung upacara kemana,” dikatakan Edy.
”Justru ini yang menjadikan siswa-siswi kita putus sekolah dengan dibebankan biaya yang begitu mahal, ongkos sekolah, belum uang saku mereka,” ketusnya.
Dalam waktu dekat kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait atas adanya dugaan pungli oleh Oknum Kepsek dan Komite ini, pungkasnya. (Elisa)