Kontras86.com | Lombok Utara – Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu SH didampingi Wabup Danny Karter FR ST MEng memimpin rapat koordinasi program 100 hari kerja pimpinan daerah periode 2021-2026, bertempat di aula kantor bupati setempat, Senin (8/3/2021). Hadir Penjabat Sekda KLU Drs H Raden Nurjati, para Staf Ahli Bupati, para Asisten, para Pimpinan OPD, para Kabag dan Camat lingkup Pemda KLU.
Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu dalam arahannya menyampaikan agenda tunggal rakor yaitu program 100 hari kerja yang harus dilaksanakan dalam mengawali tugas-tugas kepala daerah pada tahun 2021.
“Salah satu yang sedang kita laksanakan adalah mengurus RTG dengan SK susulan, hampir 10 ribu belum terealisasi. Kita sudah mulai program 100 hari, sehingga kita tidak perlu mulai dengan cara yang salah, tetapi harus dengan cara baik. Tentu ada pahitnya dan ini saya pikir berat,” tuturnya sembari optimis.
Dalam pada itu, Wabup Danny Karter FR kepada awak media menyampaikan sejumlah program 100 hari kerja.
“Teman-teman wartawan juga sudah mengetahui program 100 hari kerja dan ini sinergitas. Terutama masalah RTG ini akan kita sinergikan dengan BPBD, LH Perkim dan PUPR,” imbuhnya.
Ditambahkan Wabup Danny, pada Program “Memaraq”, semua bekerja baik Humas, Kominfo, Pariwisata dan lain-lain. Sembari meminta OPD memiliki kesepahaman tentang visi misi bupati dan wakil bupati sehingga dalam pelaksanaan program 100 hari bisa bersinergi dengan baik.
Menurutnya, jika pemerintahan kemarin (sebelumnya-red) ada program yang bisa dimasukkan dalam program 100 hari, maka dilakukan percepatan, walaupun memang goal-nya bukan pada program 100 hari, akan tetapi pada program kerja berkelanjutan.
“Kami optimistis program 100 hari ini bisa tercapai dan berjalan, OPD responsnya baik, beberapa program harus diprioritaskan,” terangnya.
Masih terkait RTG, kata wabup, tim validasi RTG sudah bekerja dan hasilnya dikirim ke desa supaya bisa disampaikan kepada masyarakat untuk ditindaklanjuti.
Sementara itu, Akademisi Universitas Brawijaya Malang Dr Sumiadi dalam paparannya mengatakan kondisi daerah masih tertinggal pada beberapa aspek, maka tidak ada cara lain selain menciptakan inovasi pada beberapa pelayanan publik.
“Jika kita berjalan dengan orang lain, berjalan dengan kecepatan sama, maka kita menjadi daerah yang tetap tertinggal sehingga logikanya adalah kita harus melaju dengan kecepatan lebih tinggi dengan inovasi,” terangnya.
Dijelaskan Sumiadi, tujuh visi itu diperlukan, lantaran program-program yang disusun baik program unggulan maupun program 100 hari mesti inline. Diantaranya Memaraq, Merikeq, Pelayanan Prima dan Pariwisata Bangkit, sehingga ke depan manfaatnya betul-betul dirasakan masyarakat dengan indikator peningkatan indeks kepuasan masyarakat.
“Untuk pariwisata supaya ada optimisme dari para pelaku wisata yaitu Pariwisata KLU Bangkit. Tujuan yang penting adalah rembuk bareng antara pemerintah daerah dan juga masyarakat sekitar. Bagaimana mengelola pariwisata supaya bisa menguntungkan pelaku pariwisata, masyarakat sekitar dan juga pemerintah daerah,” tandasnya.
Ditambahkan akademisi yang juga putra asli KLU ini, penting untuk melakukan revitalisasi obyek pariwisata prioritas spesifik semisal di pantai Impos. Kendati memprihatinkan, katanya, jalan masuk ke pantai Impos belum baik. Dalam program 100 hari ini diharapkannya bisa diperbaiki.
Acara berjalan lancar dan khidmat dengan tetap menerapkan prokes Covid-19. Dilanjutkan diskusi bersama. (Sas)