Palembang |Menyimak adanya pemberitaan yang dinilai sebelah mata ataupun sepihak yang menfitnah mencemarkan nama baik Fit, seorang ibu Bhayangkari dan sekaligus pengusaha sukses yang sempat dilaporkan oleh oknum atas dugaan penipuan oleh dua orang pelapor, ternyata kuasa hukumnya bicara Dalam konferensi pers yang digelar Kamis (24/7/2025), tim kuasa hukum Fit berkata tegas bahwa kliennya sama sekali tidak terlibat dalam praktik penipuan yang masuk sebagaimana diberitakan.
Fit sebelumnya tidak tau bahwa dilaporkan ke Polda Sumatera Selatan oleh dua orang berinisial L dan A atas dugaan penipuan senilai Rp 1,6 miliar. Kasus ini ternyata berkaitan dugaan janji pembatalan proses Pemberhentian dengan tidak Hormat ( PTDH ) terhadap salah satu seorang anggota Polri serta pelolosan calon Bintara.
Kuasa hukum Fit, Dedek dan Alex Noven,sangat menjelaskan bahwa pertemuan antara kliennya dengan seorang pelapor itu berawal dari pertemuan status WhatsApp, Fit yang menunjukkan bahwa anaknya itu lulus Akademi Kepolisian (Akpol). Melihat unggahan tersebut, L dan A kemudian mendatangi ke rumahnya untuk menemui Fit dan menanyakan apakah ia bisa memiliki jalur untuk membantu mereka.
“Perlu di garis bawahi Klien kami tidak pernah untuk menawarkan bantuan. Justru itu L dan A sendiri yang mendatang rumah klien kami dan meminta tolong. Klien kami dengan sangat tegas menjelaskan bahwa ia tidak memiliki kewenangan dan tidak bisa membantu,” ujar Dedek.
Ternyata dalam suatu pertemuan itu, Fit mengenalkan mereka kepada sosok seorang pria berinisial M yang mengaku berkerja sebagai staf sipil di dalam Istana Negara. M ternyata menyampaikan janji kepada L dan A bahwa ia bisa membantu untuk bisa membatalkan PTDH dan untuk meloloskan calon Bintara.
Dedek mengungkapkan sangat jelas dan tegas, dalam sebuah video call yang dilakukan di hadapan Fit, M berkata dan meyakinkan L dan A bahwa dirinya bisa memiliki kemampuan untuk mengatur hasil seleksi tersebut. Bahkan, atas saran M, uang ditransfer ke rekening Fit yang disebut hanya sebagai perantara.
“Kuasa hukum Fit berkata tegas uang tersebut bukan untuk klien kami Fit. Itu semua atas arahan M yang meminta agar uang tersebut ditransfer aja melalui rekening Fit. Sementara soal jumlah uang dan negosiasi atau nilainya itu yang dilakukan langsung antara L dan A dengan M,” jelasnya.
Kuasa hukum Fit juga sangat menegaskan bahwa Fit telah mengembalikan sebagian uang kepada para pelapor sebagai bentuk tanggung jawab meskipun klien kami tidak menikmati uang tersebut secara pribadi.
“ternyata klien kami Sudah ada pengembalian uang tersebut sebesar Rp 250 juta, masing-masing Rp 50 juta kepada saudara L dan Rp 200 juta kepada saudara A,” tambahnya.
Dalam keterangannya, pihak kuasa hukum menyebut bahwa Fit itu justru merupakan korban dari M dan istrinya yang berinisial D. Pasangan suami-istri itu tiba-tiba tidak dapat dihubungi lagi dan diduga telah melakukan penipuan dengan modus serupa terhadap beberapa pihak.
“Pada 16 Juni 2025, klien kami telah melaporkan M dan D ke Polda Metro Jaya atas dugaan penipuan terkait masuk Akpol, Bintara, hingga mutasi dan pembatalan PTDH. Saat ini ternyata laporan tersebut sedang dalam proses pemanggilan.
Keduanya menegaskan bahwa saudara Fit ini tidak pernah memiliki niat atau upaya untuk menipu pihak mana pun. Seluruh tuduhan tersebut omong kosong dianggap tidak berdasar, dan pihaknya siap menempuh jalur hukum untuk melindungi nama baik klien mereka.
“Kami minta kepada masyarakat tidak terburu-buru untuk menghakimi. Biarlah Proses hukum yang akan membuktikan siapa yang benar dan siapa yang bersalah. Saya tegaskan sekali lagi yang jelas dari klien kami ini juga korban dan tidak pernah menawarkan jasa apa pun terkait kelulusan atau pembatalan PTDH,” tegas selaku kuasa hukum Fit.
( Rijal merdeka )
