Muba – Kebakaran sumur minyak ilegal kembali terjadi di kawasan lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik PT Hindoli, perusahaan kelapa sawit yang berlokasi di Kecamatan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Senin (30/12).
Lahan yang dikelola PT Hindoli sebagai pemegang izin HGU seharusnya berada di bawah tanggung jawab penuh perusahaan. Namun, aktivitas eksploitasi minyak ilegal di area tersebut kian marak, memunculkan berbagai dugaan terkait keterlibatan pihak-pihak tertentu.
Seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, berinisial ND, mengungkapkan kepada wartawan bahwa truk pengangkut minyak ilegal sering terlihat mengantre di lokasi tersebut. Ia juga menyebut adanya dugaan keterlibatan aparat Polsek Keluang yang memanfaatkan situasi demi keuntungan pribadi.
“Setiap kali terjadi kebakaran di lahan PT Hindoli, pihak Polsek Keluang diduga mendapat keuntungan hingga ratusan juta rupiah dengan melakukan koordinasi dengan pemilik sumur minyak,” ujarnya.
Ketika ditanya lebih lanjut, ND menjelaskan istilah “kobra” yang kerap digunakan di lokasi tersebut. “Kobra itu awalnya merujuk pada ular kobra yang banyak ditemukan di sini. Namun, pengelola sumur minyak menjadikannya istilah untuk kelompok-kelompok pengelola, seperti Kobra Satu, Kobra Dua, dan Kobra Tiga,” tambahnya.
Ia juga menuding bahwa kelompok-kelompok tersebut melibatkan aparat sebagai pelindung aktivitas ilegal. “Setiap kali ada razia, selalu bocor. Akibatnya, kondisi tetap aman-aman saja dan razia tidak pernah membuahkan hasil,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, Kapolres Musi Banyuasin, AKBP Listiyono Dwi Nugroho, dan Kanitres Polsek Keluang belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan tersebut.
Peristiwa ini menambah panjang daftar insiden kebakaran di lokasi sumur minyak ilegal di wilayah Musi Banyuasin, yang tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi tetapi juga risiko besar terhadap lingkungan dan keselamatan masyarakat. (Tim)
