Palembang, Etika dan sikap profesional merupakan bagian penting dari karakter seorang pemimpin, terlebih bagi Kepala Sekolah yang menjadi wajah dan panutan di lingkungan sekolah. Namun, hal tersebut tampaknya belum tercermin dari sikap oknum Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Sekolah SMP Negeri 34 Palembang berinisial MSY.
Insiden bermula saat Nia, Bendahara Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Banyuasin, bersama LS yang juga merupakan anggota Komite Sekolah, mendatangi SMPN 34 Palembang pada Kamis (22/05/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. Kedatangan mereka bertujuan menanyakan prosedur Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025, karena ada kerabat mereka dari luar Provinsi Sumatera Selatan yang ingin mendaftar.
Awalnya, keduanya disambut oleh Wakil Kesiswaan Margianti, S.Pd, dan dipersilakan duduk di ruang tamu. Namun tidak lama kemudian, mereka diminta pindah ke luar ruangan tanpa penjelasan jelas. Seorang guru kemudian mengarahkan mereka ke ruang tunggu Kepala Sekolah.
“Saat kami menunggu di depan ruang kepala sekolah, terdengar keributan dari dalam. Ternyata, kepala sekolah bersama sejumlah guru sedang berada di dalam ruangan tersebut. Kami mendengar perdebatan dan suasana tidak menyenangkan,” ujar Nia.
Yang mengejutkan, saat ditanya secara langsung siapa kepala sekolah yang dimaksud, MSY tidak segera mengaku. Ia hanya mengatakan sedang membereskan sesuatu karena tangannya kotor. Setelah ditanya beberapa kali, barulah MSY mengakui dirinya adalah Kepala Sekolah.
Situasi makin tidak kondusif ketika LS terlibat adu argumen dengan Margianti. Dalam perdebatan tersebut, pihak sekolah justru meminta keduanya datang kembali keesokan harinya bila ingin bertemu Kepala Sekolah.
“Sebagai tamu yang datang dengan itikad baik, kami merasa tidak dihargai. Apakah karena kami tidak memperkenalkan identitas sebagai wartawan atau pengurus organisasi, maka kami dianggap bukan siapa-siapa?” ujar Nia, yang juga menjabat sebagai Pimpinan Umum salah satu media.
Ia pun mempertanyakan kesungguhan MSY dalam mengemban tugas sebagai PLT Kepala Sekolah, mengingat sikapnya yang enggan mengakui jabatan saat dikonfirmasi secara langsung.
Terkait insiden ini, Nia mengaku telah menghubungi Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Palembang, Kaplatul Dahlia, untuk meminta klarifikasi. Namun hingga berita ini diturunkan, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan.
(Key)