BANYUASIN | Ada pemandangan unik dalam gelaran Pilkada Sumatera Selatan 2024 di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIB Banyuasin, Rabu (27/11/2024). Pasukan “Koboi” hadir untuk mengamankan Tempat Pemungutan Suara (TPS) khusus yang disiapkan bagi para warga binaan.
Namun, jangan salah sangka. Pasukan Koboi ini ternyata adalah para petugas Lapas yang bertugas sebagai anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Mereka tampil dengan dress code khas Koboi—kemeja kotak-kotak, celana jeans, dan topi Koboi—yang sukses mencuri perhatian.
“Pada hari ini kami hadir dengan dress code Koboi agar suasana Pilkada lebih hidup. Alhamdulillah, seluruh petugas semangat menjalankan tugasnya, dan para warga binaan sangat antusias memberikan suara. Pelaksanaan pun berjalan lancar dan tertib sampai selesai,” ujar Luhur, Kalapas Narkotika Banyuasin.
658 Warga Binaan Terdaftar sebagai Pemilih
Menurut data, sebanyak 658 warga binaan di Lapas Narkotika Banyuasin memenuhi syarat sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT). Untuk memfasilitasi mereka, disiapkan dua TPS khusus, yaitu TPS 901 dengan 328 pemilih dan TPS 902 dengan 330 pemilih.
“Pilkada ini memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk tetap berpartisipasi dalam demokrasi, meskipun mereka sedang menjalani masa hukuman. Proses pemungutan suara dilakukan sesuai aturan, sehingga asas demokrasi tetap terjaga,” jelas Kalapas.
Pemilu Lancar, Aman, dan Demokratis
Semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh para petugas dan warga binaan membuat proses pemilu di Lapas Narkotika Banyuasin berlangsung tanpa kendala. Kalapas memastikan bahwa seluruh warga binaan mendapatkan hak pilihnya, sekaligus menjaga suasana tetap kondusif.
“Kami ingin memastikan bahwa warga binaan tidak kehilangan hak mereka sebagai bagian dari proses demokrasi bangsa. Pelaksanaan ini juga menjadi bagian dari upaya pembinaan mereka,” pungkas Luhur.
Dengan kehadiran “Pasukan Koboi,” Pilkada di Lapas Narkotika Banyuasin tidak hanya berjalan lancar tetapi juga memberikan kesan unik dan berkesan, membuktikan bahwa demokrasi bisa dirayakan dalam suasana yang berbeda namun tetap bermakna.
(Adi Merdeka)
